Kontak Kami
Di Indonesia, bila ada pertanyaan, “Kapan waktu yang tepat untuk anak disunat?”, kebanyakan jawabannya adalah saat musim liburan sekolah. Padahal, menurut sisi medis dan psikologis belum tentu masa sekolah (SD atau SMP) merupakan waktu yang tepat melakukan sunat. Lalu, usia berapa yang dianjurkan untuk sunat ? Mari simak pembahasan di bawah ini.
Menurut Integral Medical Center di London, waktu yang tepat bagi anak laki-laki untuk disunat berkisar usia 7-14 hari. Begitupun dengan beberapa agama dan budaya yang menjalankan titah sunat sebagai kewajiban, contohnya di agama Islam yang menyarankan sunat sejak usia 1 minggu.
Apa alasan yang membuat para ahli medis menyarankan anak disunat pada usia bayi? Beberapa ahli mengatakan, pada bayi yang baru lahir sekitar usia satu minggu, darah yang keluar saat proses sunat masih sedikit. Selain itu, saat masih bayi, pembentukan sel-sel dan jaringan sedang tumbuh dengan pesat. Lagipula, rasa sakit yang dirasakan juga belum terlalu berat. Pada usia bayi, risiko trauma oleh proses sunat juga tidak akan berpengaruh ke depannya bagi anak.
Sebetulnya, sunat bisa dilakukan kapan saja tergantung kesiapan dari orangtua dan anak. Tetapi, ada beberapa risiko yang mungkin akan dialami anak jika ia baru disunat di usia yang sudah lebih dewasa, seperti perlunya beberapa jahitan pada kulit penis dan adanya risiko pendarahan ketika sunat.
Menyunat anak laki-laki saat masih bayi juga tidak bisa langsung sembarang dilakukan. Kondisi bayi harus sehat, dan kondisi organ vitalnya harus dalam keadaan yang stabil.
Biasanya dokter jarang melakukan sunat untuk bayi di bawah lima tahun untuk alasan medis. Tapi, jika ada kondisi tertentu seperti infeksi pada kelenjar, fimosis, atau terdapat jaringan parut pada kulup penis bayi, barulah bayi disarankan menjalani tindakan sunat.
Pada prinsipinya, dalam tinjaun medis khitan bisa dilakukan kapan saja. Namun perbedaan usia khitan mempengaruhi proses khitan dan penyembuhannya.
Pertama: Usia Kurang dari 5 tahun
Khitan pada anak usia kurang dari lima tahun kebanyakan dilakukan karena indikasi medis. Misalnya pada anak dengan kelainan anatomi pada penis seperti fimosis, parafimosis, atau hipospadia. Pada usia ini, anak belum memiliki keberanian dan belum bisa diajak kerjasama sehingga tidak mungkin dilakukan pemberian bius lokal. Pilihan yang dipakai adalah bius total. Anak harus dirawat di rumah sakit sebelum dan pasca khitan. Penanganan khitan dengan operasi hanya boleh dilakukan oleh dokter spesialis bedah. Tentu saja biaya yang diperlukan relatif lebih mahal. Perawatan pasca khitan pada anak usia ini juga perlu lebih hati-hati.
Kedua : Usia 5-15 tahun
Pada usia ini, anak-anak sudah memiliki keberanian. Anak-anak juga sudah bisa diberi pengertian dan diajak kerjasama. Tidak jarang justru anak-anak pada usia ini meminta sendiri untuk dikhitan. Khitan pada usia ini umumnya dilakukan dengan bius lokal. Prosesnya tentu saja lebih sederhana, lebih cepat, dan biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah. Proses penyembuhannya pun tidak terlalu lama asalkan anak bisa merawat luka dengan baik.
Ketiga:Usia di atas 15 tahun
Pada usia ini boleh dikatakan anak sudah mulai dewasa. Pada usia ini hormon testosteron (hormon kelamin laki-laki) sudah dalam kondisi maksimal sehingga dalam segi ukuran penis sudah membesar, disertai bulu kemaluan yang lebat. Prosedur khitan pada dewasa sama dengan khitan pada anak-anak. Pada orang dewasa, biasanya sudah tidak terjadi perlengketan antara kulup dan kepala penis sehingga tidak jarang terjadi luka pada kepala penis. Hal ini berbeda pada penis anak yang banyak terjadi perlengketan. Karena tidak terjadi perlengketan, biasanya setelah khitan bisa langsung digunkan untuk beraktifitas seperti biasa. Kelebihan lain khitan pada usia dewasa adalah persiapan kondisi psikologis yang sudah siap dibandingkan dengan anak-anak.
Namun khitan pada usia dewasa juga terdapat beberapa kesulitan. Pembuluh darah penis lebih banyak pada dewasa daripada anak-anak sehingga perdarahan yang terjadi akan lebih banyak dan proses operasi membutuhkan waktu yang lebih lama. Selain itu juga lebih sering terjadi risiko perdarahan setelah khitan yang akan memepengaruhi lamanya proses penyembuhan. Faktor lain yang menyebabkan penyembuhan lama adalah kulit yang lebih tebal sehingga membutuhkan masa penyambungan jaringan yang lebih lama. Meskipun setelah dikhitan pasien bisa beraktivitas, namun untuk bisa melakukan aktivitas seksual harus menunggu sampai luka benar-benar kering dan tidak ada keluhan seperti nyeri atau bengkak. Waktu yang cukup aman untuk melakukan hubungan seksual biasanya adalah setelah dua minggu.
Semoga Bermanfaat 🙂
El
Link Produk Terkait :
Jual Handle Cauter Alat Kauter Sirkumsisi Sunat Laser Pro Series
Belum ada komentar untuk Usia Ideal Anak Dikhitan